Rabu, 25 Mei 2011

Hadiah serem karena usil

11 comments


Sahabat sekalian, aku mau bagi pengalaman seru tapi serem neh. kalau baca postingan ini kaga boleh lari ya sebelum selese bacanya. biar mudah nangkep ceritanya, dijelasin dulu dah pangkalnyanya. aku dah jadi Takmir mesjid selama hampir 7 tahun. waktu awal-awal sih sudah sering dengar cerita temen yang tiba-tiba ada dalam beduk ketika bangun, atau yang tidurnya di shaf pertama tiba-tiba bangunnya sudah di shaf paling belakang. tapi aku cuma bisa ketawa dengerin ceritanya. kali ini giliran aku yang cerita, meskipun temenku itu mungkin tidak bisa bacanya.

Sebagai takmir mesjid, tugas wajibnya adalah menjadi Imam ketika imamnya sedang tidak ada, menjadi Muazzin, bersih-bersihkan masjid. dan mengisi acara ketika diundang masyarakat dalam sebuah hajatan. selain itu yaaa kuliah, nyari sesuap nasi (ditambahin oleh Eva segenggam emas, hahaha ada-ada aja tuh) dengan mengajar ngaji atau bahasa inggris dor to dor. selain itu, kerja sebagai marketing dari sebuah perusahaan asuransi syariah. alhamdulillah, aku bisa kuliah tanpa membebani orangtua sampai selesai.

waktu masih semester 3, lagi seneng-senengnya nonton TV, maklum aja waktu di kampung cuma pake layar hitam putih, hahaha, jadi shalat isya-nya ga jamaah (dasar ya. . .) nitipin masjid dengan temen yang lainnya (emangnya barang pake dititip segala. . .), jadinya shalat isya terkadang jam 1 malam. orang semua udah pada pulas, baru mau shalat. ketika shalat, rakaat pertama, aman. rakaat kedua, nah ini diye nih. . . ketika sampai bacaan di penghujung surah Al Fatehah (. . . waladdooolliiiinnn. . .), aku terkejut setengah mampus. gimana tidak, yang jawan Aamiinnya kedengaran rame banget. padahal aku sehat wal afiat, tidak juga sedang menghayal. bisa dipastikan, rakaat ketiga dan keempat sudah tidak khusyuk lagi. dalam hati sudah sibuk nanya-nanya, siapa pula yang rame-rame dibelakang???. setelah salam ke kanan (yang ke kiri udah ga lagi karena langsung mutar badan ke belakang) aku pasang mata lebar-lebar, tidak ada satu pun orang kecuali aku sendiri. bulu kuduk langsung pada berdiri. aku langsung cabut dari mesjid. malam berikutnya sengaja aku shalat isya jam 1, niatku mau ketemu orang yang rame-rame itu. kalau ketemu kan bisa kenalan, berbagi ilmu hahaha . . . eh, malah tidak terjadi apa-apa.

Sebulan kemudian, tepatnya malam selasa sih bukan malam jum'at, hehe. malam itu entah mengapa terasa panas sekali, padahal udah mandi dua kali setelah sore harinya. mau hidupkan kipas angin, temen ada yang ngecas Hp. jadi aku langsung ke masjid, niatnya pinjam terminal listrik. karena udah kepanasan, ga ingat apa-apa lagi selain ambil terminal listrik. waktu mau masuk mesjid, posisi pintu sudah terbuka 45 drajat, tapi waktu aku dorong tidak bergeming sedikit pun. aku perhatikan bagian bawah pintu, kalau-kalau ada yang mengganjal, ternyata tidak ada. aku coba sekali lagi dengan tenaga yang lebih kuat lagi, teta tidak bisa. akhirnya aku ambil ancang-ancang, mundur 3 meter dan bergerak cepat dengan tenaga yang lebih lagi. anehnya, pintu langsung terbuka 90 drajat dan aku jatuh tersungkur di lantai. untungnya gigiku ga pada copot, hahaha. setelah terminal listrik aku bawa ke dalam kamar, sambil menikmati angin aku coba berpikir kejadian yang baru saja terjadi. akhirnya aku mengerti dan ingat kalau tadinya aku masuk masjid dalam keadaan kaki yang kotor. wajar saja. . . 

sepulang dari Kukerta (baca postinganku yang judulnya Posko Kukerta 39), dompet lumayan tebal (pamer.com), jadi aku ganti Hp, dari Hp yang cuma bisa MMS (maen-maen senter, , ,) jadi yang bisa buat vidio sampe 1 jam dengan dukungan tipe kamere Carl Zeis. sibuk benar punya Hp baru yang lumayan ngejreng, sibuk download berbagai macam aplikasi, mulai dari aplikasi memancungkan hidung pesek di foto (karena hidung yang punya Hp pesek, hahaha. . .), berbagai macam kamus, penganalisa cuaca, sampe aplikasi pendeteksi hantu. gila banget dah. . .


Suatu malam, ketika temen-temen pada sepi, aku susah tidur. sampai jam 12.30 mataku masih segar banget. Shofwan, salah satu teman serumahku, sudah pulas dari dua jam yang lalu. iseng-iseng aku buka satu persatu aplikasi yang ada dalam Hp. bosan ga hilang-hilang ternyata. terakhir aku buka aplikasi Dektoplasm. keterangannya adalah, kalau gelombang yang timbul berwarna hijau ketika mengarahkan kamera kesuatu tempat, berarti aman, ga ada makhluk halus yang lewat atau nongkrong depan kamera. tapi kalau gelombangnya berubah warna menjadi merah, apalagi dengan gerak gelombang yang tinggi, bisa dipastikan tuh setan lagi nari-nari di depan kamera, hahaha. setidaknya itu penjelasan mengenai aplikasi ini di getjar.com.

sambil berbaring, aku arahkan kamera Hp ke sekeliling ruangan. aku perhatikan, gelombangnya masih hijau. aku bawa ke WC (karena aku pernah membaca, makhluk halus senang nongkrong di tempat yang kotor) gelombangnya sesekali hijau, sesekali merah, tapi masih gelombang kecil. aku bawa keluar rumah. aku arahkan ke pohon rambutan yang ada di samping rumah. gelombang merah meliuk-liuk dengan pelan. tapi aku belum puas juga. namun, aku sudah bingung mau di arahkan kemana lagi agar gelombang merahnya sangat besar. aku masuk kembali ke dalam kamar. sambil tiduran, aku arahkan kamera ke tumpukan kardus di atas lemari (di atas kardus-kardus ini Abdul Malik yang mirip Tony Jaa pernah menakut-nakuti Wanda yang ngaku-ngaku mirip JB dengan dandanan ala Pocong), sontak aja gelombang merah besar semakin lama semakin tinggi meliuk-liuk. . . dalam keadaan terkejut tiba-tiba saja aku merasakan lenganku disentuh oleh kuku-kuku yang runcing seperti jarum. kuku-kuku itu serasa berjalan dari ujung jemari trus ke lengan dan akhirnya aku merasa dicekik. aku mencoba berfikir apakah aku mimpi atau sadar. 

aku masi bisa menggerakkan kaki dan aku bisa lihat Hp masih ada dalam genggamanku, namun kepalaku tidak bisa diangkat + suaraku tidak bisa keluar + susah bernafas. aku mencoba membaca semua surah yang aku hafal tapi yang terdengar malah suara seperti orang bisu teriak. aku mulai putus asa dalam keadaan takut. aku mencoba mebangunkan Sofwan yang tidur disebelahku dengan jarak kurang dari setengah meter, tapi anehnya setiap tangan aku gerakkan untuk meraih lengannya, maka dia terlihat semakin jauh, semakin kecil. keringat dingin sudah keluar, aku tambah takut. namun berhasil juga aku kumpulkan ingatan kepada Allah. setelah aku rasa cukup, siksaan pun berakhir. dan itu hanya dengan membaca Basmalah dengan ikhlas sepenuh hati dan ingat 100% dengan Allah. anehnya, aku mulai mengucapkan kata Bismillahi. . . ketika masih terbaring dan ketika sampai pada kata  Rahiim. . . aku sudah berdiri tegak sempurna seperti hendak shalat. dan aku sangat sadar waktu itu. langsung saja aku ambil air wudhu, baru kembali ke kamar untuk tidur. keesokan harinya, aplikasi Detectoplasm itu aku hapus.

sahabat, kalau mau usil pikir-pikir dulu ya, hehehe


Catatan:
  • Takmir: orang yang tinggal di masjid, menggantikan petugas jika berhalangan, menjaga kebersihan masjid.
  • Shaf: barisan shalat.
  • Dor to dor: dari pintu ke pintu

Lanjutin Baca

Minggu, 22 Mei 2011

Surat cinta untuk Tuhanku

10 comments


dari tetes embun yang menjadi mutiara malam
dari pelangi yang menjuntaikan kakinya ke bumi
dari harum bunga yang mekar setiap hari
dari cahaya berlapis cahaya yang menjadi pelita hati

dari semua ku kumpulkan biji bahasa
ku tanam di ladang hati dan lidah ku
agar dapat terdengar suara dan kata
yang kemudian ku kirim kepada-Mu

kiranya telah terdengar bahasa mengalir
takut tidak sesuai dengan yang terdengar
kiranya telah terjadi sesuatu
bahwa aku cinta pada-Mu



                         

                         Jambi, Rumah kemuliaan
                                     18 November 2006




Lanjutin Baca

Minggu, 15 Mei 2011

Mereka penjarah yang ingin membunuh Garuda

2 comments


Sekilat berlalu setelah laut mulai ramah
dengan asinnya yang lembut di lidah,
dengan ombaknya yang membelai indah,
tidak ada yang tahu, atau pura-pura tidak tahu
Garuda terluka parah
darahnya melaut dan diminum dengan serakah
oleh para penjarah yang kena makan sumpah.
O, Garuda telah kehilangan kesaktiannya
bahkan telah banyak pemburu gila yang tega
mencabut satu demi satu bulu sayapnya
hanya untuk digelitikkan di telinga
agar dengarnya pun semakin tuli setinggi mega.

     - Darah mereka hitam pekat,
       darah yang terbuat dari jutaan kecewa,
       amarah, dan kesumat rakyat -

Para penjarah, tubuhnya menanah busuk
mereka bukan lagi duta suara yang dirindu ingin dipeluk;
telalu banyak minum ludah perawan hingga bicaranya selalu mabuk,
dan Garuda hanya disangkarkan, bulunya semakin habis dicabut-cabut.

     - O, para pemilik darah yang amis dan bengis,
       bangkitlah dari kuburmu bersama runcing bambu
       tusukkan kepada mereka agar mengerti akan lapar, sakit, dan meringis -

Para penjarah sudah kelewat parah;
asin laut yang lembut dijarah, panas api dijarah,
pesing minyak dijarah, dingin embun dijarah, tajam belati dijarah,
lapar orang-orang miskin dijarah, gedung-gedung sekolah dijarah,
bahkan tanpa malu-malu bangkai busukpun mereka jarah.

               
                                    Jambi, Rumah Kemuliaan
                                   18 April 2011
                                   06.02 a.m


Lanjutin Baca

Sabtu, 14 Mei 2011

Terza RimaTak Sempurna

6 comments


aku titipkan bulan pada harum cendana seribu pagi
sebuah seruling yang tiada pernah bersuara
sesekali hanya berkata pada kilatan cahaya sunyi


aku kumpulkan remah-remah udara yang tersisa
secarik kertas tempat berlabuh mengukir bunyi
yang hanya bisa terdengar pada tiap derap masa


sekepal nada hanya berwarna putih tak berisi
kemudian ku endapkan segala warna kota dan desa
harum dunia semakin menggila tanpa permisi


memantulkan sesinar pagi pada mahkota dari busa
karena mungkin mengira tanah selalu di bawah kaki
suburnya pun semakin hilang seperti lupa


aku titipkan bulan pada harum cendana seribu pagi
masih adakah remah-remah semangat yang tersisa?
negeri itu masih lekat dalam mimpi.



Jambi, Rumah Kemuliaan
16 Januari 2009

Lanjutin Baca

Rabu, 11 Mei 2011

Aku datang karena aku mengerti

4 comments


Belum mengerti saja, aku
Tawar air sungai Batang Hari ku tawar
Hingga jumlah hari memanjang berlari,
Siapa yang tahu di ujungnya
Akan jatuh selembar daun mawar
hingga mengerti saja, aku


Sepinggan peluh bercucur hujan
Menyiram langkah dan rerumputan
Sedang tiada sampai duka,
Hanya bersitatap dengan lembayung senja
Meski beribu pasir menyelam kedalaman,
dan adalah aku yang tetap tiada bulan.


Belum mengerti saja, aku
Langit rebah pada ujung ilalang
Hingga mengerti saja, aku datang.




Jambi, Rumah Kemuliaan
17 Mei 2009

Lanjutin Baca

Selasa, 10 Mei 2011

Jejak

0 comments


Jejakmu membekas pada daratanku,
Jejak yang kau tinggalkan di pundakku.
Biar saja. Ku pesan angin,
Jangan perlihatkan kesunyianku.
waktu dan lukisan-lukisan yang kau buat
Adalah debu dan darah yang kau injak.
Dan kau pasti menyebut namaku, nanti,
Bila kekecewaan dan kesedihan memeras matamu.




Jambi, Rumah Kemuliaan
21 Mei 2009

Lanjutin Baca

Udin sedunia versus Ambo sedunia

8 comments

DUNIA sekarang memang sudah susah ditebak ya,,, kita tidak tau akan terjadi dalam waktu yang sangat sempit. sahabat tentu sudah tidak asing lagi dengan lagu UDIN SEDUNIA, yang isinya tentang nama-nama yang ada ahkhiran -din nya, dan diterjemahkan dengan gaya yang menarik. nah, beberapa hari yang lalu aku di sms-in temen yang isinya kurang lebih seperti lagu udin. namun, rasanya sms tersebut kurang bersifat global, karena hanya orang bugis saja yang bisa mngerti. sekarang aku akan menambahkan penjelasan dari sms itu, dengan harapan bukan hanya orang bugis saja yang akan mengerti, tapi sahabat sekalian yang tidak mengerti bahasa bugis juga bisa faham ( promosi niyeee. . . hehehe)

mungkin sudah ada yang memasangnya di fb atau blog lain, bunyi sms-nya seperti ini:

Emang cuma udin aja yg sedunia,, di tana bugis ada jg nah,, Ambo jg kali:: AMBO SEDUNIA::Ambo yg tdk pernah jatuh Nmax Ambo Rappe,,Ambo yg tdk pernah sial Namax Ambo Upe, Ambo Yg tdk Pernah Mati Nmax Ambo tuo,,Ambo yg tdk Perna Lancar Nmax Ambo Sakka,,Ambo Yg tdk Tau Turun Nmax Ambo Nai,,Ambo yg sering di Bengkel Nmax Ambo Tang,,Ambo Yg Banyak rezekix Nmax Ambo Dalle .. 

sekarang kita akan uraikan satu persatu (halaaah, emangnya lagi kuliah atau presentasi) (biarin, week , hehehe):

Ambo yang tidak pernah  jatuh namanya Ambo Rappe'

dalam bahasa bugis, Ambo itu berati Bapak. sebenarnya aku sedikit berbeda menafsifkannya (caileee). sejauh pengetahuanku, Rappe berarti Sampai, atau Terdampar dengan selamat. mungkin aku yang salah, tapi seumur hidup sebagai putra bugis, itulah maknanya.
jadi aku rubah versi nihayatuzzin, hehehe, Ambi yang telah sampai namanya Ambo Rappe.

Ambo yang tidak pernah sial Namanya Ambo Upe'

kata  Upe' berasal dari kata Maupe' yang berarti beruntung, jadi ini pas ,, hehehe

Ambo Yang tidak Pernah Mati Namanya Ambo tuo

Kata Tuo berarti Hidup, jadi kalau ingin mengatakan "hidupkan lampu" maka dalam bahasa bugis kita katakan fa tuo i lampu e (sengaja aku penggal, supaya mudah difahami). okay, lanjuuuttt. . . .

Ambo yang tidak Pernah Lancar Namanya Ambo Sakka

kali ini aku sedikit berbeda lagi dengan pengirim sms. Sakka bisa berarti "berbohong" jika dibubuhi awalan ma- menjadi Massakka. namun, okelah, kita pake terjemahan dari sms. namun yang sesuai menurutku adalah Sakkang (tassakkang) , karena itu berarti nyangkutatau tidak lancar. hanya saja, harus aku akui, tidak ada nama orang hugis Ambo Sakkang. mungkin inilah alasannya untuk menggunakan Ambo Sakka. hehehe pisss. lanjuuuttt. . .

Ambo Yang tidak Tau Turun Namanya Ambo Nai'

Nai' dalam bahasa Indonesia berarti Naik. lah berarti emang tidak tau turun toh, hahaha

Ambo yangg sering di Bengkel Namanya Ambo Tang

sahabat kenal kan dengan alat di bengkel satu ini? iya Tang adalah kunci Tang, (waduh, kok ? @#!%&**##??? ) hehehe.


Kunci Tang


dalam bahasa bugis Tang itu berarti kuat, keras. dan, dia juga memiliki makna filosofi yang baik, yaitu sifat yang punya semangat kuat dalam melakukan sesuatu hal yang positif.

Ambo Yang Banyak rezekinya Namanya Ambo Dalle'

Dalle'  dalam bahasa indonesia berarti Rejeki atau Rezki (halah, sama ajaaa. . .) nah tuh pas hehee. . .

sekarang aku akan tambahkan lagi yang belum dimasukkan. banyak sekali orang bugis yang bernama Ambo di awal namanya. berikutnya adalah:

Ambo Lolo

Eitzz, tunggu dulu, jangan cepat cepat menterjemahkan, artinya bukan Ambo (bapak) Bodoh. ga mungkinlah sahabat, orang tua ngasih nama artinya itu. Lolo dalam bahasa indonesia berarti Muda. jadi Ambo Lolo adalah Ambo yang ga pernah tua, hahaha. tambahan; kalau mau bilang kelapa muda alias degan alias dogan, maka sahabat bisa menyebutnya Kaluku (kelapa) lolo (muda).

Ambo Asse'

kalau yang satu ini kita terjemahin ambo yang suka berjudi, kenapa??? Asse' adalah bahasa bugis dari kartu AS (dalam kartu remi yang sering dipake maen judi, bukan As telkomsel ya....)


Karti AS SEKOP

Ambo Intang

Ini dia Ambo yang paling kaya, bayangin aja, dia ga pake megang duit lagi, yang dia punya batu permata intan. intan dalam bahasa bugis bisa disebut Intang.

Ambo Kenni'

kalau ini adalah ambo yang bertubuh kerdil alias kecil. Kenni' diartikan kecil dalam bahasa indonesia.

Ambo Tundru'

Ambo yang satu ini adalah ambo yang paling penurut, karena Tundru' berarti tunduk, patuh, taat.
dan masih banyak lagi sahabat,,,  berikut ini adalah nama-nama orang bugis yang nama depannya Ambo, tapi aku kurang bisa menterjemahkannya seperti diatas. siapa tau ada sahabat blogger yang kebetulan orang bugis juga yang bisa mengartikannya.

Ambo Sau'
Ambo Pangiuk
Ambo Nyallang
Ambo Pappaa
Ambo Gauk
Ambo Lau'
Ambo Endre'
Ambo Nanning
Ambo Dadda'
Ambo Elleng
Ambo Lotong (tapi paling sering adalah untuk nama perempuan, yaitu Besse' Lotong)

sekian dulu ya kuliah bahasa Bugisnya, hehe. . . (wadoh, shame on me. . .)


Lanjutin Baca

Senin, 09 Mei 2011

Bunyi batu

0 comments


Bebunyian yang berwarna batu itu
tentu saja hitam malam yang tiada sepatu.
terlalu bergegas kaki melangkah
bertumpuk pedas lumuri luka parah.


     - Adakah keras batu bisa berayun
       di atas ranting-ranting ombak yang tiada bisa diterka
       kapan ia merah kapan ia marun? -


Sepertinya bising halilintar telah menyumbat telinga
rayuan ku pun dalam semayup bunga
sudah tiada mekar dalam gerakmu menaiki tangga.





Jambi, Rumah Kemuliaan

23 Maret 2011


Lanjutin Baca

Sabtu, 07 Mei 2011

Dari Cucu Sampe Kakek Goyang Semua

2 comments

Sebenarnya aku berdarah Bugis, namun sudah lebih dari 35 tahun keluarga ku hidup merantau, tidak di sulawesi lagi. jadi banyak keluarga ku (kq keluarga mulu', yang nulis kan belum berkeluarga, hahaha) tersebar diberbagai daerah (seperti petugas kali ye tersebar ^_^). awal 2008, aku yang di jambi bersama saudara yang lainnya mendapatkan info kalau anak bibi alias anaknya kakak mamak (ibu) akan segera dinikahkan, jadi kami di undang ke medan tepatnya daerah sibolga.

karena aku waktu itu sedang mid semester, jadi aku menunda keberangkatan ku bersama dengan abang sepupu, MYB (lihat postinganku yang judulnya KCB). setelah aku anggap sudah kelar tuh ritual mid semester, kami berdua berkemas. tak lama kemudian terdengar bunyi klakson mobil, Sibual-buali pun datang. aku dan MYB langsung naik saja, mengingat perjalanan kami akan cukup panjang. 20 orang penumpang, termasuk kami sudah dapat jatah kursi masing-masing. lagu-lagunya ungu pun mendayu-dayu membelai telinga dan seluruh tubuh yang kepanasan. Sibual-buali memang tak pake AC lagi, bahkan awalnya aku meragukan apakah mobil ini bisa sampe ke medan, melihat kondisinya yang cukup parah. baru meninggalkan perbatasan jambi, lagunya sudah berganti. lagu batak menggantikan lagu ungu, hahaha. ampun, ampuuunnn, tidak ngerti banget, tapi cukup menghibur.



perjalanan memang terasa sangat panjang, apalagi ini kali pertama aku ke medan naik bus. sudah hampir dua hari dua malam kami diperjalanan, belum juga sampai di ujung propinsi riau. kebun-kebun sawit yang kering dan telah ditelantarkan menjadi penadangan pengobat hati yang kesal (wadoh, kesal niyeee. . .). betapa tidak, kalau dirumah makan sopirnya lama banget istirahatnya bahkan pernah sampe hampir 3 jam. hufftt. sabarrrr. mana ditambah lagi 3 kali ban mobilnya pecah (pasti ada yang belum mandi tuh, hahahaha).
beberapa jam kemudian, barulah kami memasuki daerah Padang Sidempuan. di sini kami kembali ditelantarkan. kami harus menunggu mobil lagi sampai 4 jam. padahal waktu masih dijambi dikatakan mobilnya akan langsung ke sibolga, kaga pake dioper lagi. tapiiiii, ternyata dan ternyata, kami dioper lagi. ga jadi masalah sih sebenarnya kalau sesuai, namun, coba bayangkan, mobil yang kami tumpangi selanjutnya adalah mobil yang ukurannya sama dengan sebelumnya, dengan kapasitas 20 orang penumpang, disesaki dengan buah salak sampe penuh, hanya tersisa tempat sopir saja. aku dengan MYB duduk di atas keranjang salak dengan hati menggerutu. sesekali kepala kami terbentur langit-langit mobil (tuh kan kelewatan. . .)

Dua jam kemudian, derita itu akhirnya usai juga. Alhamdulillah. . . . setelah terlihat simpang tiga kampung bugis (di medan juga ada kampung bugis), kami berdua bergegas menyelamatkan diri. akhirnya sampai juga di Hajoran, di rumah MYB, di atas laut, 200 meter dari tepi pantai.(wah intro ceritanya panjang amat ya? amat aja ga pake panjang-panjang, hahaha). Tipikal rumah nelayan. terbuat dari kayu, terdapat bangsal penjemuran ikan di setiap sisi rumah. dari kejauhan tampak pulau yang berbentuk segitiga sama kaki di tengah laut. paling indah di pagi hari, melihat sun rise, perahu nelayan yang berkejar-kejaran dalam ayunan ombak, batu karang yang berbentuk seperti gapura bundar. indah sekali. tapiiiii,,, panas minta ampun. memang sangat cocok untuk urusan jemur menjemur.


eh sampe lupa, tujuan aku datang ke hajoran adalah untuk memeriahkan resepsi perbikahan bang unus (abangnya MYB). singkat cerita, pesta sudah digelar. sedikit catatan yang aku temukan di daerah ini adalah, ternyata membuat sebuah acara hajatan sangat mudah di daerah ini, meskipun yang punya hajat tidak punya modal. adat di daerah ini sangat indah. apabila ada salah seorang warganya yang akan melakukan sebuah acara, maka setiap satu kepala keluarga memberikan sumbangan dalam berbagai bentuk. bisa berupa beras, gula, rempah-rempah, atau uang untuk acara hiburannya. dan, itu seringkali tidak tanggung-tanggung memberinya. satu lagi yang membuat aku terkejut adalah cara oengumpulan uang dari undangan. Di Jambi hanya dengan menyiapjkan tempat seperti celengan guede dalam beraneka bentuk, biasanya diletakkan di tempat penyambutan tamu, atau di sisi pelaminan. di hajoran sangat berbeda, bahkan awalnya aku sangat takut (takut tamunya tersinggung). bagaimana tidak, aku harus menghampiri satu persatu tamu di meja tempat mereka makan, menanyakan namanya, menanyakan akan memberikan uang berapa banyak (seperti penagih hutang), lalu menuliskannya dalam buku yang disediakan. awalnya aku takut, takut mereka tersinggung,, e e ternyata memang adatnya seperti itu, hahaha. . . .


Ketika matahari mulai bersembunyi dibalik bukit, cahaya jingga mulai berpendar di langit, waktu itu sudah masuk acara keluarga. namun, masih di tempat semula, di halaman. satu demi satu ibu-ibu, abang-abang sepupu melantunkan lagu mereke. tidak puas dengan itu, salah seorang dari mereka menarik lengan kedua mempelai dan menyerahkan mic. mempelainya bernyanyi dan bergoyang, hahaha. ternyata hal itu memicu terjadinya "serangan". semua anggota keluarga, baik yang di hajoran, maupun yang diundang dari berbagai daerah naik ke atas pentas yang kecil itu. tidak tanggung-tanggung, mulai dari ponakan-ponakanku yang jumlahnya lebih dari 20 orang, sampe dengan kakek naik semua ke pentas, bergoyang bersama. pemandangan luarbiasa, para tetangga yang awalnya sudah pulang ke rumah kembali ke tempat hajatan melihat kehebohan yang kami ciptakan. bahkan yang tugas cuci piring dan masak pun berdatangan. walhasil, panggung pun tidak muat lagi. semuanya turun ke tanah. halaman yang luasnya sekitar 10 x 15 meter itu penuh sesak dengan manusia satu pertalian darah, hahaha. pesta perkawinan yang paling meriah yang pernah aku lihat secara langsung.

Menuliskan cerita ini, aku jadi ingin kembali ke hajoran lagi rasanya. mencicipi asin air laut disana barang beberapa hari (di kampungku juga tepi laut) siapa tahu asinnya sudah beda. menikmati sengatan terik matahari. Kulit ku yang sawo matang bisa terlihat berwarna magenta setelah berkeliaran ditepi pantai. semoga suatu saat aku bisa ke sana lagi.  Mungkin saat giliran MYB menikah, hehehe


Lanjutin Baca

Jumat, 06 Mei 2011

Angin di perbatasan rintik hujan

0 comments

Di perbatasan rintik hujan, di tiap genang
air di jalan-jalan menuju rumahmu,
tak terbilang pasir tenggelam dalam kabut.
silahkan berlayar, ada yang menunggumu
                di sana,
di sela darat dan laut, aku menghalau angin,
tak mengapa.

Tuhanku mengekalkan bayang dan angin
di atas daun tergores,
biarlah;
karena Tuhanku dan sahabatku.


        Telanaipura, Jambi
        17 November 2004

Lanjutin Baca

Gerimis

0 comments


        - Buat Bu'de (fuad) sekeluarga -

Laut yang tawar bahkan manis
ku cecap di ruang tanpa dinding yang rapat
saban hari.
tapi laut terus manis bahkan terlalu manis
walau sesekali ada gerimis
mengemis habis laut yang tinggal sebetis;
kemarau pun sering ditepis,
hanya untuk berbagi dengan anak angin bermuka pengemis

Laut terus manis dan bahkan terlalu manis,
sesekali ada gerimis yang mengemis
ucap terima kasih dengan wajah hampir menangis.


        Nipah Panjang, 28 Agustus 2005

Lanjutin Baca

Kamis, 05 Mei 2011

Suka Duka Anak Rantauan

2 comments


Menjadi anak rantauan, ya itulah diriku. meskipun sebenarnya ga begitu jauh dari kampung. yang jelas hidup tidak dengan orang tua, belajar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan tangan sendiri,,, biar siap untuk langkah selanjutnya (cuit cuuiiittt,, langkah yang mana tuh? Hehe

berbagai kondisi yang membuat hati merasa girang, bersedih, harus siap di hadapi. bagi anak rantauan masalah utama yang selalu dan senantiasa harus difikirkan adalah bagaimana mengamankan Kampung Tengah, tentu untuk mereka yang selalu berkecukupan tidak akan pusing dengan hal ini. namun bagi kami yang datang merantau dengan tidak membawa apa-apa, hal ini adalah nomor wahid yang harus diperhatikan baik baik

Nah, kalau tiba saatnya sudah pada tipis tuh dompet, atau bahkan sudah kering, mulailah yang ritual makan bersama dalam satu piring atau apalah. kadang kala kami berenam makan satu tempat saja (Alhamdulillah masih bisa makan. . .). kalau kondisi seperti ini, tak jarang daun pisang tetangga jadi sasaran untuk dijadikan alas tempat makan pengganti piring, hahaha. . . tentu dah izin dunk. . 


kalau sudah benar-benar habis, apalagi belum ada pemasukan, ya puasa, hehehe. mau sih minjam san minjam sini, tapi utangnya dah numpuk, yang ada malu rasanya nambah hutang terus. namun sahabat, keadaan yang seperti ini bila kita jalani dengan sabar sungguh lah indah, ternyata setelah semua itu ada hal yang manis yang menunggu. . 



Note: Kampung tengah: Istilah buatan sendiri yang berarti Perut

Lanjutin Baca