Di perbatasan rintik hujan, di tiap genang
air di jalan-jalan menuju rumahmu,
tak terbilang pasir tenggelam dalam kabut.
silahkan berlayar, ada yang menunggumu
di sana,
di sela darat dan laut, aku menghalau angin,
tak mengapa.
Tuhanku mengekalkan bayang dan angin
di atas daun tergores,
biarlah;
karena Tuhanku dan sahabatku.
Telanaipura, Jambi
17 November 2004
0 comments:
Posting Komentar