Minggu, 22 Mei 2011

Surat cinta untuk Tuhanku



dari tetes embun yang menjadi mutiara malam
dari pelangi yang menjuntaikan kakinya ke bumi
dari harum bunga yang mekar setiap hari
dari cahaya berlapis cahaya yang menjadi pelita hati

dari semua ku kumpulkan biji bahasa
ku tanam di ladang hati dan lidah ku
agar dapat terdengar suara dan kata
yang kemudian ku kirim kepada-Mu

kiranya telah terdengar bahasa mengalir
takut tidak sesuai dengan yang terdengar
kiranya telah terjadi sesuatu
bahwa aku cinta pada-Mu



                         

                         Jambi, Rumah kemuliaan
                                     18 November 2006




10 comments:

Unknown at: 22 Mei 2011 pukul 16.38 mengatakan...

remantisme untuk mu Tuhan... ^_^ ganti judul be ceng...

habibi daeng at: 22 Mei 2011 pukul 22.12 mengatakan...

hehe makasih kando atas masukannya. . . puisi di atas udah lama dibuatnya,, aku dak mau ada yang tanggal pabila ganti judul,, lagian itu dah di PMM kq hehe

I-one at: 23 Mei 2011 pukul 14.37 mengatakan...

Tuhan pasti Maha Mengetahui..
sebuah puisi yng indah,

Susie Ncuss at: 23 Mei 2011 pukul 16.51 mengatakan...

koment pertama nih, hehehe
aku juga lagi belajar bikin puisi. tapi hasilnya jadi rada2 aneh. hahaha

tema tentang Tuhan memang ga ada abisnya.. :)

ditunggu kunjungan [baca: koment :p] baliknya ke blogku ya...
:))

Asriani Amir at: 23 Mei 2011 pukul 19.01 mengatakan...

amboooiiii.. elok nian..

Unknown at: 23 Mei 2011 pukul 20.36 mengatakan...

Accing: penyair Jambi dia itu... hehe

habibi daeng at: 23 Mei 2011 pukul 21.04 mengatakan...

@I-one,, iya Allah maha mengetahui. . .^_^

@teteh susie,, lapor,,,, kunjungan nya udah, komentar juga sudah,, laporan selesai,, hahaha

@Accilong,, tekuyung,, tararengkyu,, danke, xie-xie, thanks emm apa lagi yaa?? pokoke makasih dah,, ^_^

@Kando edi,, ah belon kok,, biasa aja. . .

Gaphe at: 23 Mei 2011 pukul 22.11 mengatakan...

cinta kepada Tuhan memang hampir selalu mengalahkan cinta manusia kepada makhluk lainnya... ketika cinta kepada Tuhan, maka bentuk paling mendasar adalah penghambaan dan penyerahan diri sepenuhnya..

arman rachim at: 24 Mei 2011 pukul 08.01 mengatakan...

sepakat.
katanya cinta yang utuh dan paling sempurna hanya ditujukan ke pada sang khalik.

habibi daeng at: 24 Mei 2011 pukul 18.03 mengatakan...

@mas Gaphe,, @arman rahim,, SEPATU dah ^_^ sepakat dan setuju bangetttt,,,. . .