Rabu, 27 April 2011

Nipah Panjang


ku jejakkan lagi ingantanku pada sebuah perkampungan
dimana ari-ariku di tanam dengan dalam.
wajah-wajah aneh menyambut saat ingatan ku jejakkan;
bebuahan muda yang dipaksa matang karena diperam.
jalannya tetap sama berlubang menganga
memasang jerat dan semacam pukat.

ku baringkan ingatanku di sebuah desa
riak-riak gelombang air selama Batang Hari,
dalam bisunya menampung nista anak cucu adam.

para pengrajin atap tak mau lagi mengatap
nipah panjang tak panjang lagi kini
daunnya tak cukup hijau dan gagap
perahu-perahu mereka tiada lagi menetap
menatap daun nipah yang habis harap.

pagi hari tadi jalanan masih ramai
saling tawar menawar di pinggir sungai air tawar,
hanya ketika malam segala demit dan setan
bergelut bercumbu rayu di sepanjang jalan Baru,
seperti tak percaya Tuhan maha tahu.

ku palingkan ingatan ke negeri idaman
sebuah desa metro politan
lampu jalanan sinarkan iman
terlihat masjid riang dipadatkan.

ku jejakkan lagi ingatanku pada sebuah perkampungan
desa metropolitan nipah panjang;
bebuahan muda dipaksa matang karena diperam.

                   
   Jambi, Rumah Kemuliaan
                                  21 Desember 2008
                                  04:54 pm




0 comments: