BAB 5. CINDO NIAN

“Cak mano kabar, kamu Win?” tanya Nuriyani kepada Aswin sambil menghirup kuah pindang patin yang merah pedas dari sendok makan bergagang kuning. Tak dia sangka di kota Ranai pun ada masakan lezat khas daerahnya. “Alhamdulillah, baik, Mak Su ” Jawab Aswin kepada adik bungsu ayahnya. Sepotong roti kemang yang berisi parutan kelapa dan gula merah disantapnya dengan lahap. Aswin merupakan anak dari kakak Nuriyani. Ketua kelas 3 IPA ini memiliki perawakan yang kurus dengan kulit sawo matang. Tinggi badan 165 sentimeter. Rambut hitam lurus disisir ke samping. Dia dikaruniai hidung bangir, alis tebal hampir melengkung sempurna, kumis tipis diatas bibir yang rounded. Bola mata hitam kecoklatan. Tajam pandangannya. Semua itu Tuhan himpun pada canvas wajah yang oval. Dia terpilih sebagai ketua kelas bukan karena dia yang paling pintar. Bukan pula karena dia naik RX King setiap hari ke sekolah. Tidak pula karena ditunjuk guru atau kepala sekolah. Atau yang paling sering disuruh-suruh guru. Bukan....