Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Hadiah serem karena usil

Sahabat sekalian, aku mau bagi pengalaman seru tapi serem neh. kalau baca postingan ini kaga boleh lari ya sebelum selese bacanya. biar mudah nangkep ceritanya, dijelasin dulu dah pangkalnyanya. aku dah jadi Takmir mesjid selama hampir 7 tahun. waktu awal-awal sih sudah sering dengar cerita temen yang tiba-tiba ada dalam beduk ketika bangun, atau yang tidurnya di shaf pertama tiba-tiba bangunnya sudah di shaf paling belakang. tapi aku cuma bisa ketawa dengerin ceritanya. kali ini giliran aku yang cerita, meskipun temenku itu mungkin tidak bisa bacanya. Sebagai takmir mesjid, tugas wajibnya adalah menjadi Imam ketika imamnya sedang tidak ada, menjadi Muazzin, bersih-bersihkan masjid. dan mengisi acara ketika diundang masyarakat dalam sebuah hajatan. selain itu yaaa kuliah, nyari sesuap nasi (ditambahin oleh Eva segenggam emas, hahaha ada-ada aja tuh) dengan mengajar ngaji atau bahasa inggris dor to dor . selain itu, kerja sebagai marketing dari sebuah perusahaan asuransi syariah. al...

Surat cinta untuk Tuhanku

Gambar
dari tetes embun yang menjadi mutiara malam dari pelangi yang menjuntaikan kakinya ke bumi dari harum bunga yang mekar setiap hari dari cahaya berlapis cahaya yang menjadi pelita hati dari semua ku kumpulkan biji bahasa ku tanam di ladang hati dan lidah ku agar dapat terdengar suara dan kata yang kemudian ku kirim kepada-Mu kiranya telah terdengar bahasa mengalir takut tidak sesuai dengan yang terdengar kiranya telah terjadi sesuatu bahwa aku cinta pada-Mu                                                    J ambi, Rumah kemuliaan                                  ...

Mereka penjarah yang ingin membunuh Garuda

Sekilat berlalu setelah laut mulai ramah dengan asinnya yang lembut di lidah, dengan ombaknya yang membelai indah, tidak ada yang tahu, atau pura-pura tidak tahu Garuda terluka parah darahnya melaut dan diminum dengan serakah oleh para penjarah yang kena makan sumpah. O, Garuda telah kehilangan kesaktiannya bahkan telah banyak pemburu gila yang tega mencabut satu demi satu bulu sayapnya hanya untuk digelitikkan di telinga agar dengarnya pun semakin tuli setinggi mega.      - Darah mereka hitam pekat,        darah yang terbuat dari jutaan kecewa,        amarah, dan kesumat rakyat - Para penjarah, tubuhnya menanah busuk mereka bukan lagi duta suara yang dirindu ingin dipeluk; telalu banyak minum ludah perawan hingga bicaranya selalu mabuk, dan Garuda hanya disangkarkan, bulunya semakin habis dicabut-cabut.      - O, para pemilik darah yang amis dan bengis,      ...

Terza RimaTak Sempurna

aku titipkan bulan pada harum cendana seribu pagi sebuah seruling yang tiada pernah bersuara sesekali hanya berkata pada kilatan cahaya sunyi aku kumpulkan remah-remah udara yang tersisa secarik kertas tempat berlabuh mengukir bunyi yang hanya bisa terdengar pada tiap derap masa sekepal nada hanya berwarna putih tak berisi kemudian ku endapkan segala warna kota dan desa harum dunia semakin menggila tanpa permisi memantulkan sesinar pagi pada mahkota dari busa karena mungkin mengira tanah selalu di bawah kaki suburnya pun semakin hilang seperti lupa aku titipkan bulan pada harum cendana seribu pagi masih adakah remah-remah semangat yang tersisa? negeri itu masih lekat dalam mimpi. Jambi, Rumah Kemuliaan 16 Januari 2009

Aku datang karena aku mengerti

Belum mengerti saja, aku Tawar air sungai Batang Hari ku tawar Hingga jumlah hari memanjang berlari, Siapa yang tahu di ujungnya Akan jatuh selembar daun mawar hingga mengerti saja, aku Sepinggan peluh bercucur hujan Menyiram langkah dan rerumputan Sedang tiada sampai duka, Hanya bersitatap dengan lembayung senja Meski beribu pasir menyelam kedalaman, dan adalah aku yang tetap tiada bulan. Belum mengerti saja, aku Langit rebah pada ujung ilalang Hingga mengerti saja, aku datang. Jambi, Rumah Kemuliaan 17 Mei 2009

Jejak

Jejakmu membekas pada daratanku, Jejak yang kau tinggalkan di pundakku. Biar saja. Ku pesan angin, Jangan perlihatkan kesunyianku. waktu dan lukisan-lukisan yang kau buat Adalah debu dan darah yang kau injak. Dan kau pasti menyebut namaku, nanti, Bila kekecewaan dan kesedihan memeras matamu. Jambi, Rumah Kemuliaan 21 Mei 2009

Udin sedunia versus Ambo sedunia

Gambar
DUNIA sekarang memang sudah susah ditebak ya,,, kita tidak tau akan terjadi dalam waktu yang sangat sempit. sahabat tentu sudah tidak asing lagi dengan lagu UDIN SEDUNIA, yang isinya tentang nama-nama yang ada ahkhiran -din nya, dan diterjemahkan dengan gaya yang menarik. nah, beberapa hari yang lalu aku di sms-in temen yang isinya kurang lebih seperti lagu udin. namun, rasanya sms tersebut kurang bersifat global, karena hanya orang bugis saja yang bisa mngerti. sekarang aku akan menambahkan penjelasan dari sms itu, dengan harapan bukan hanya orang bugis saja yang akan mengerti, tapi sahabat sekalian yang tidak mengerti bahasa bugis juga bisa faham ( promosi niyeee. . . hehehe) mungkin sudah ada yang memasangnya di fb atau blog lain, bunyi sms-nya seperti ini: Emang cuma udin aja yg sedunia,, di tana bugis ada jg nah,, Ambo jg kali:: AMBO SEDUNIA::Ambo yg tdk pernah jatuh Nmax Ambo Rappe,,Ambo yg tdk pernah sial Namax Ambo Upe, Ambo Yg tdk Pernah Mati Nmax Ambo tuo,,Am...

Bunyi batu

Gambar
Bebunyian yang berwarna batu itu tentu saja hitam malam yang tiada sepatu. terlalu bergegas kaki melangkah bertumpuk pedas lumuri luka parah.      - Adakah keras batu bisa berayun        di atas ranting-ranting ombak yang tiada bisa diterka        kapan ia merah kapan ia marun? - Sepertinya bising halilintar telah menyumbat telinga rayuan ku pun dalam semayup bunga sudah tiada mekar dalam gerakmu menaiki tangga. Jambi, Rumah Kemuliaan 23 Maret 2011

Dari Cucu Sampe Kakek Goyang Semua

Gambar
Sebenarnya aku berdarah Bugis, namun sudah lebih dari 35 tahun keluarga ku hidup merantau, tidak di sulawesi lagi. jadi banyak keluarga ku (kq keluarga mulu', yang nulis kan belum berkeluarga, hahaha) tersebar diberbagai daerah (seperti petugas kali ye tersebar ^_^). awal 2008, aku yang di jambi bersama saudara yang lainnya mendapatkan info kalau anak bibi alias anaknya kakak mamak (ibu) akan segera dinikahkan, jadi kami di undang ke medan tepatnya daerah sibolga. karena aku waktu itu sedang mid semester, jadi aku menunda keberangkatan ku bersama dengan abang sepupu, MYB (lihat postinganku yang judulnya KCB). setelah aku anggap sudah kelar tuh ritual mid semester, kami berdua berkemas. tak lama kemudian terdengar bunyi klakson mobil, Sibual-buali pun datang. aku dan MYB langsung naik saja, mengingat perjalanan kami akan cukup panjang. 20 orang penumpang, termasuk kami sudah dapat jatah kursi masing-masing. lagu-lagunya ungu pun mendayu-dayu membelai telinga dan seluruh t...

Angin di perbatasan rintik hujan

Gambar
Di perbatasan rintik hujan, di tiap genang air di jalan-jalan menuju rumahmu, tak terbilang pasir tenggelam dalam kabut. silahkan berlayar, ada yang menunggumu                 di sana, di sela darat dan laut, aku menghalau angin, tak mengapa. Tuhanku mengekalkan bayang dan angin di atas daun tergores, biarlah; karena Tuhanku dan sahabatku.         Telanaipura, Jambi         17 November 2004

Gerimis

Gambar
        - Buat Bu'de (fuad) sekeluarga - Laut yang tawar bahkan manis ku cecap di ruang tanpa dinding yang rapat saban hari. tapi laut terus manis bahkan terlalu manis walau sesekali ada gerimis mengemis habis laut yang tinggal sebetis; kemarau pun sering ditepis, hanya untuk berbagi dengan anak angin bermuka pengemis Laut terus manis dan bahkan terlalu manis, sesekali ada gerimis yang mengemis ucap terima kasih dengan wajah hampir menangis.         Nipah Panjang, 28 Agustus 2005

Suka Duka Anak Rantauan

Gambar
Menjadi anak rantauan, ya itulah diriku. meskipun sebenarnya ga begitu jauh dari kampung. yang jelas hidup tidak dengan orang tua, belajar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan tangan sendiri,,, biar siap untuk langkah selanjutnya (cuit cuuiiittt,, langkah yang mana tuh? Hehe berbagai kondisi yang membuat hati merasa girang, bersedih, harus siap di hadapi. bagi anak rantauan masalah utama yang selalu dan senantiasa harus difikirkan adalah bagaimana mengamankan Kampung Tengah , tentu untuk mereka yang selalu berkecukupan tidak akan pusing dengan hal ini. namun bagi kami yang datang merantau dengan tidak membawa apa-apa, hal ini adalah nomor wahid yang harus diperhatikan baik baik Nah, kalau tiba saatnya sudah pada tipis tuh dompet, atau bahkan sudah kering, mulailah yang ritual makan bersama dalam satu piring atau apalah. kadang kala kami berenam makan satu tempat saja (Alhamdulillah masih bisa makan. . .). kalau kondisi seperti ini, tak jarang daun pisang tetan...