Sahabat sekalian, aku mau bagi pengalaman seru tapi serem neh. kalau baca postingan ini kaga boleh lari ya sebelum selese bacanya. biar mudah nangkep ceritanya, dijelasin dulu dah pangkalnyanya. aku dah jadi Takmir mesjid selama hampir 7 tahun. waktu awal-awal sih sudah sering dengar cerita temen yang tiba-tiba ada dalam beduk ketika bangun, atau yang tidurnya di shaf pertama tiba-tiba bangunnya sudah di shaf paling belakang. tapi aku cuma bisa ketawa dengerin ceritanya. kali ini giliran aku yang cerita, meskipun temenku itu mungkin tidak bisa bacanya.
Sebagai takmir mesjid, tugas wajibnya adalah menjadi Imam ketika imamnya sedang tidak ada, menjadi Muazzin, bersih-bersihkan masjid. dan mengisi acara ketika diundang masyarakat dalam sebuah hajatan. selain itu yaaa kuliah, nyari sesuap nasi (ditambahin oleh Eva segenggam emas, hahaha ada-ada aja tuh) dengan mengajar ngaji atau bahasa inggris dor to dor. selain itu, kerja sebagai marketing dari sebuah perusahaan asuransi syariah. alhamdulillah, aku bisa kuliah tanpa membebani orangtua sampai selesai.
waktu masih semester 3, lagi seneng-senengnya nonton TV, maklum aja waktu di kampung cuma pake layar hitam putih, hahaha, jadi shalat isya-nya ga jamaah (dasar ya. . .) nitipin masjid dengan temen yang lainnya (emangnya barang pake dititip segala. . .), jadinya shalat isya terkadang jam 1 malam. orang semua udah pada pulas, baru mau shalat. ketika shalat, rakaat pertama, aman. rakaat kedua, nah ini diye nih. . . ketika sampai bacaan di penghujung surah Al Fatehah (. . . waladdooolliiiinnn. . .), aku terkejut setengah mampus. gimana tidak, yang jawan Aamiinnya kedengaran rame banget. padahal aku sehat wal afiat, tidak juga sedang menghayal. bisa dipastikan, rakaat ketiga dan keempat sudah tidak khusyuk lagi. dalam hati sudah sibuk nanya-nanya, siapa pula yang rame-rame dibelakang???. setelah salam ke kanan (yang ke kiri udah ga lagi karena langsung mutar badan ke belakang) aku pasang mata lebar-lebar, tidak ada satu pun orang kecuali aku sendiri. bulu kuduk langsung pada berdiri. aku langsung cabut dari mesjid. malam berikutnya sengaja aku shalat isya jam 1, niatku mau ketemu orang yang rame-rame itu. kalau ketemu kan bisa kenalan, berbagi ilmu hahaha . . . eh, malah tidak terjadi apa-apa.
Sebulan kemudian, tepatnya malam selasa sih bukan malam jum'at, hehe. malam itu entah mengapa terasa panas sekali, padahal udah mandi dua kali setelah sore harinya. mau hidupkan kipas angin, temen ada yang ngecas Hp. jadi aku langsung ke masjid, niatnya pinjam terminal listrik. karena udah kepanasan, ga ingat apa-apa lagi selain ambil terminal listrik. waktu mau masuk mesjid, posisi pintu sudah terbuka 45 drajat, tapi waktu aku dorong tidak bergeming sedikit pun. aku perhatikan bagian bawah pintu, kalau-kalau ada yang mengganjal, ternyata tidak ada. aku coba sekali lagi dengan tenaga yang lebih kuat lagi, teta tidak bisa. akhirnya aku ambil ancang-ancang, mundur 3 meter dan bergerak cepat dengan tenaga yang lebih lagi. anehnya, pintu langsung terbuka 90 drajat dan aku jatuh tersungkur di lantai. untungnya gigiku ga pada copot, hahaha. setelah terminal listrik aku bawa ke dalam kamar, sambil menikmati angin aku coba berpikir kejadian yang baru saja terjadi. akhirnya aku mengerti dan ingat kalau tadinya aku masuk masjid dalam keadaan kaki yang kotor. wajar saja. . .
sepulang dari Kukerta (baca postinganku yang judulnya Posko Kukerta 39), dompet lumayan tebal (pamer.com), jadi aku ganti Hp, dari Hp yang cuma bisa MMS (maen-maen senter, , ,) jadi yang bisa buat vidio sampe 1 jam dengan dukungan tipe kamere Carl Zeis. sibuk benar punya Hp baru yang lumayan ngejreng, sibuk download berbagai macam aplikasi, mulai dari aplikasi memancungkan hidung pesek di foto (karena hidung yang punya Hp pesek, hahaha. . .), berbagai macam kamus, penganalisa cuaca, sampe aplikasi pendeteksi hantu. gila banget dah. . .
Suatu malam, ketika temen-temen pada sepi, aku susah tidur. sampai jam 12.30 mataku masih segar banget. Shofwan, salah satu teman serumahku, sudah pulas dari dua jam yang lalu. iseng-iseng aku buka satu persatu aplikasi yang ada dalam Hp. bosan ga hilang-hilang ternyata. terakhir aku buka aplikasi Dektoplasm. keterangannya adalah, kalau gelombang yang timbul berwarna hijau ketika mengarahkan kamera kesuatu tempat, berarti aman, ga ada makhluk halus yang lewat atau nongkrong depan kamera. tapi kalau gelombangnya berubah warna menjadi merah, apalagi dengan gerak gelombang yang tinggi, bisa dipastikan tuh setan lagi nari-nari di depan kamera, hahaha. setidaknya itu penjelasan mengenai aplikasi ini di getjar.com.
sambil berbaring, aku arahkan kamera Hp ke sekeliling ruangan. aku perhatikan, gelombangnya masih hijau. aku bawa ke WC (karena aku pernah membaca, makhluk halus senang nongkrong di tempat yang kotor) gelombangnya sesekali hijau, sesekali merah, tapi masih gelombang kecil. aku bawa keluar rumah. aku arahkan ke pohon rambutan yang ada di samping rumah. gelombang merah meliuk-liuk dengan pelan. tapi aku belum puas juga. namun, aku sudah bingung mau di arahkan kemana lagi agar gelombang merahnya sangat besar. aku masuk kembali ke dalam kamar. sambil tiduran, aku arahkan kamera ke tumpukan kardus di atas lemari (di atas kardus-kardus ini Abdul Malik yang mirip Tony Jaa pernah menakut-nakuti Wanda yang ngaku-ngaku mirip JB dengan dandanan ala Pocong), sontak aja gelombang merah besar semakin lama semakin tinggi meliuk-liuk. . . dalam keadaan terkejut tiba-tiba saja aku merasakan lenganku disentuh oleh kuku-kuku yang runcing seperti jarum. kuku-kuku itu serasa berjalan dari ujung jemari trus ke lengan dan akhirnya aku merasa dicekik. aku mencoba berfikir apakah aku mimpi atau sadar.
aku masi bisa menggerakkan kaki dan aku bisa lihat Hp masih ada dalam genggamanku, namun kepalaku tidak bisa diangkat + suaraku tidak bisa keluar + susah bernafas. aku mencoba membaca semua surah yang aku hafal tapi yang terdengar malah suara seperti orang bisu teriak. aku mulai putus asa dalam keadaan takut. aku mencoba mebangunkan Sofwan yang tidur disebelahku dengan jarak kurang dari setengah meter, tapi anehnya setiap tangan aku gerakkan untuk meraih lengannya, maka dia terlihat semakin jauh, semakin kecil. keringat dingin sudah keluar, aku tambah takut. namun berhasil juga aku kumpulkan ingatan kepada Allah. setelah aku rasa cukup, siksaan pun berakhir. dan itu hanya dengan membaca Basmalah dengan ikhlas sepenuh hati dan ingat 100% dengan Allah. anehnya, aku mulai mengucapkan kata Bismillahi. . . ketika masih terbaring dan ketika sampai pada kata Rahiim. . . aku sudah berdiri tegak sempurna seperti hendak shalat. dan aku sangat sadar waktu itu. langsung saja aku ambil air wudhu, baru kembali ke kamar untuk tidur. keesokan harinya, aplikasi Detectoplasm itu aku hapus.
sahabat, kalau mau usil pikir-pikir dulu ya, hehehe
Catatan:
Catatan:
- Takmir: orang yang tinggal di masjid, menggantikan petugas jika berhalangan, menjaga kebersihan masjid.
- Shaf: barisan shalat.
- Dor to dor: dari pintu ke pintu
11 comments:
Ah, gak serem.. Gak serem :p hahaha, sok banget ya saya....
wah selamat sob, berarti sudah dipercaya untuk menjadi imam oleh mahluk-makhluk sono, berarti lain kali diambil menantu hh.... amit-amit (na'udhubillahimindzalik) ya
@Indina,, halaaahhh bilang ga serem tapi keringatan dingin juga tuh wkwkwk,,
@Mas arif,, itu dulu mas waktu masih rajin shalat malam,, sekarang udah susah banget. . . jangan ampe dah kejadian yang itu. . .
hehehe...
iseng banget pake aplikasi kek gitu :))
@teh susie, ga ada kerjaan seh teh. . .
seru ya petualangannya...wkwkkwkk....
@mas nit not,, haha iya tapi menegangkan. . .
wakakaka, ingin tahu malah di kerjain hahaha, tak apa yang penting jika kita berani mereka mengecil jika kita takut mereka membesar ^_^
salam persohiblogan
@Auraman,, iya mas bener banget tuh,, hehehe jadilah pengalaman,, jangan ampe nambah dah,, hahaha
Wah, ngeri juga ya ,,,,, aneh ......
@Mas Ruby,, iya mas,, ngeri + aneh,,, hehe
Posting Komentar