Wajah-wajah di Beranda
- Thanks to Puput -
Aku masih ingat ketika asap memasuki mata kita:
Perih berair namun dengan ringan tertawa.
Perih berair namun dengan ringan tertawa.
Saat garpu menyentuh putih nasi di atas meja
Dengan perlahan sambil bercerita,
Sedang kursi yang berisi hanya kita berdua,
Bergurau senda sambil menelan nasi satu-dua.
Begitu banyak waktu tanpa ada yang menjaga
Mungkin karena mereka begitu percaya:
Yang datang muka seperti bersih dari dosa.
Sebenarnya tidak juga.
yang duduk di meja makan adalah manusia juga,
Yang tidak bisa benar selamanya.
Dan ketika kata-kata berubah menjadi nasi di suatu senja
Yang kau hidangkan di depanku bersila
Warnanya memelas karena lama di tahan dalam dada.
Dan kita masih saja berdua meski jarak berdepa-depa.
Aku masih ingat kuning cahaya,
Menarik jemari ke sudut rumah beranda.
Hanya itu kita dapat diam tanpa kata:
Dengan lirih suara dan nafas yang panjang tiada bersisa,
Dalam dekap malam tanpa depa dan meja,
Dan hanya ketika itulah embun malam dinginnya tiada berasa.
Pada akhirnya terjaga karena sepasang mata.
Belum ada terjemahan apakah masih kau ingat meja
Atau ketika setiap salam setelah doa
Yang aku baca dan engkau aminkan bunyinya,
Karena tiada lagi duduk bersila tanpa penjaga.
Aku masih terjaga dalam doa.
Jambi, Rumah Kemuliaan
30 Juli 2011
Komentar
Mohon maaf lahir bathin ya :)
buat semua teman-teman blogger, saya mohon maaf lahir dan batin atas setiap kesalahan kecil maupun besar yang pernah saya lakukan, baik yang saya sadari atau yang tidak saya sadari sama sekali, dan dari sikap, komentar, maupun postingan yang bikin gak enak hati teman-teman.. :) sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya, semoga puasa kita di ramadhan kali ini benar-benar lulus dari segala ujian dan diberi kekuatan juga kesehatan, amiiiin...
www.andyonline.net
maupun besar, baik dari setiap komentar ataupun postingan yang kurang enak dibaca.
Semoga puasa kita di bulan ramadhan diberi kesehatan .
salam persohiblogan ^_^