Rabu, 27 April 2011

Catatan Buat Sahabat



sahabat,
pernahkah dikau melihat bidadari menjuntaikan kakinya
ke bumi dari ketinggian langit?
duduk melambai di atas hamparan permadani pelangi?
saat ini musim penghujan,
serabut pelangi dapat muncul kapan dan dimana saja
namun, ini adalah sore terbaik yang pernah ada;
bibit padi berlomba mendaki waktu di penyemaian,
ikan-ikan bersuka ria di setiap kibasan ekornya,
bebunyian alam riuh rendah dalam semayup terpaan angin nan lembut.
namun bukan itu yang istimewa,
di sudut langit timur laut
membentang tujuh cahaya;
pelangi terindah yang pernah ku lihat.

sahabat,
apakah dikau ingat susunan bata yang pernah
ada di belakang mu?
sungguh itu adalah citra kekuatan dan perlindungan
dan aku tidak akan pernah lupa akan hal itu.

sahabat,
sepuluh jemari mu dikau ulurkan ke padang lalang,
hanya ilalang yang ada di sana dan dikau tahu itu.
aku takut tangan mu terluka bila menyentuhnya,
dan aku bukanlah perawat.
namun, akulah ilalang, tak akan ku biarkan
jemari mu tergores.
dan bahkan,
tidak perlu uluran tangan itu bila hanya untuk
sebuah maaf dari ku, tidak harus demikian.
kata itu tidak perlu dikau beli sebegitu mahal,
tangan mu begitu lembut untuk sebuah kata itu.
karena telah ku dapat itu sebelum dikau melakukannya.
ku dapat itu dari taman berdinding bata yang belum diplaster semen;
selembar senyum yang tak pernah pudar,
yang selalu mengingatkan ku pada
manis dogan di kampung-kampung.

sahabat,
ku ucap terima kasih atas kunjungan mu
di padang ini, meski hanya ilalang dan rerumputan kering yang ada.
tapi dikau memang bersahaja,
dikau tanam dua bebungaan di tengah padang,
bunga rosin dan bunga kersa.
aku tidak bisa menerka, manakah yang bisa hidup di gersang padang ini,
atau bahkan tidak dua-duanya?
aku berdo'a keduanya bisa sama tinggi
dalam menjemput keindahan yang mereka miliki.
dan bila masa itu tiba,
akan ku kabarkan kepada mu, meski dikau
berada jauh di sana.
karena bila purnama tiba, aku dan dikau
dapat melihat bulan yang sama dari tempat yang berbeda.

sahabat,
jika angin ini telah luruh bersama waktu,
temui aku dalam mimpi mu
akan ku ceritakan bahwa langit di atas kita
masih biru berpita pelangi.
dan bila dikau terbangun dari tidur mu,
jangan lupa menyimpan kunci pintu mimpi mu
agar dikau dapat kembali masuk menemui ku
atau untuk melepas rindu. . . . .
aku akan selalu di sana
menunggu
untuk kita bercerita bersama,
bergantian
seperti dulu. . . . .

sahabat,
bila dikau tidak menghubungi ku,
kini aku tahu,
dikau bukanlah melupakan ku
tapi memberikan waktu kepada ku
untuk dapat merindukan mu. . . . .

0 comments: