Senin, 04 November 2013

Gegap Gempita 1 Muharram dan Faham Yang keliru dalam Masyarakat



Aku menelusuri jalan karya Karya Maju menuju simpang Pemancar. Semakin keujung, kok jalanan semakin padat? tanya ku dalam hati. Bunyi klakson bersahut-sahutan di belakangku, "cepetan, oy" aku terjemahkan bunyi-bunyi itu. Sesampai di simpang, aku baru mengerti, ternyata ada pawai obor menyambut tahun baru Hijriyah, 1435 H. Hati yang sedari tadi gusar karena jalanan macet banget seketika berubah menjadi terenyuh melihat adik-adik nan manis dengan semangat berjalan membawa obor diiringi drum band oleh anak-anak SD. Subhanallah.Alhamdulillah. Allahuakbar.

pict from garut-express[dot]com
Sambil menunggu para peserta pawai lewat, sekilas ingatan terlintas ucapan seorang paruh baya beberapa hari yang lalu,

bentar lagi 1 muharram, apalagi jatuhnya pas hari selasa, jangan kemana-mana ya, nanti bisa celaka.
 Astaghfirullahal 'adziim, ternyata kepercayaan kuno seperti ini masih banyak melekat di masyarakat. Padahal Allah sendiri dalam Al Qur'an memberikan penjelasan bahwa bulan muharram adalah salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan, bukan bulan yang akan mendatangkan bahaya atau sial bagi orang yang akan bepergian pada bulan tersebut. Dalam surah At-Taubah ayat 36, Allah berfirman:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”(QS. At-Taubah : 36)

Kalau menurut pendapat ku, celaka atau tidaknya seseorang dalam perjalanan bukanlah karena waktu dia berangkat. Hal itu lebih banyak karena kelalaian dia sendiri, seperti berkendara dalam keadaan ngantuk, dalm keadaan marah, terlalu buru-buru, ngebut-ngebut, jadi bisa terjadi kecelakaan. Orang yang punya anggapan bahwa 1 muharram adalah hari sial, menurut pribadiku, telah berburuk sangka kepada Allah. Na'udzubillah min dzalik. Semoga kita terhindar dari hal-hal yang keluar dari garis Agama Allah, dan semoga tahun ini merupakan awal yang baik untuk kita semua. Aamiin. Do'a dahulu yuk:






Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh Alam. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Amin yaa rabbal ‘alamin.


Selamat tahun baru islam 1435 H yaaaa :).

2 comments:

mutia ohorella at: 18 Desember 2013 pukul 03.02 mengatakan...

Meski sulit+perlu waktu lama,tapi kepercayaan tsb harus dihilangkan.
Seolah-olah Allah menzalimi hamba. Pemahaman ttg aqidah dan taqdir harus didakwahkan.Apakah mereka lupa,tsunami aceh jatuh diluar bulan itu..?

habibi daeng at: 20 Desember 2013 pukul 10.33 mengatakan...

iya, bener banget tuh mba Mutia Ohorella, kepercayaan itu harus dihilangkan walaupun harus dengan sangat sabar. Saya pernah membujuk orang tua agar meninggalkan sesuatu yang menurut saya sudah syirik, dan memang ternyata butuh waktu lebih satu tahun untuk meyakinkan mereka. :)