Reuni Kecil Sambil Buka Puasa

Belum juga sepuluh hari tidak ada posting apa-apa, ternyata terasa juga rindunya. Well, sebenarnya aku bingung mau cerita apa. Tapi, apa aja juga bias diceritain, yang penting tidak mengandung racun, hahaha.

Kemarin sore, aku diajakin reuni kecil-kecilan dengan teman-teman semasa SMA dulu. Dalam fikiranku pasti yang datang hanya 2 atau 3 orang. Habisnya, yang laen dah banyak yang pulang kampong, kalau tidak karena itu, karena udah mulai sibuk dengan orang rumahnya, bagi yang udah munakahat. Sesampai di rumahnya si Nardi, eh ternyata sudah rame. Lumayan ramai, diluar dugaan.

Ternyata kebersamaan yang dulu masih rapi sampai sekarang. Buktinya candaan yang sering di keluarkan masih seperti dulu, paling bias ngocok perut. Dulu waktu masih sering ketemu, mereka kebanyakan pada gemukan, aku yang kurusan. Nah, kini giliranku yang gemukan, mereka pada mulai kurusan. Okay dah, aku akan ceritakan sedikit tentang mereka, tapi tentu saja tidak semuanya, ga muat euy.

Nico Handreastianto

Dia adalah anak kepala sekolah kami semasa SMA. Anaknya pintar, seperti aku. Cuma bedanya dia pintarnya banyak, sedangkan aku sedikit, hahaha. Apalagi kalau yang berurusan dengan angka-angka, kasih dah sama dia. Terbukti dia bisa ikut Olimpiade Matematika dua tahun berturut-turut sampai level provinsi. Meskupin selama itu dia belum mendapatkan kesempatan hingga tingkat Nasional. Eh, selama Olimpiade itu, aku juga ikut lho, (hahaha pamer.com). Cuma beda bidang studi saja.

Dulu semasa SMA, kelas kami terkenal paling kompak, sampai sampai bolosnya pernah kompakan satu local, hahaha. Kami tentunya takut untuk melakukan hal itu, namun karena anak kepala sekolah juga ikutan, ya seperti ada jaminan. Padahal pada hari berikutnya, tiada pengecualian, dia pun mendapatkan hukuman dari Kepala Sekolah. Sekalipun dia anaknya sendiri. Sebentar lagi dia Nico akan jadi Dokter muda. Asik juga tuh ntar, bisa berobat gratis sama temen sendiri, hahaha ngarep.com

Sunardi

Dia adalah teman seperjuangan yang paling lama yang masih bisa aku temui kapan saja. Aku dan dia bertemu sewaktu madrasah. Dan poin yang tidak bisa dihapus adalah, aku selalu satu kelas dengannya selama lima tahun, dari madrasah sampai tamat SMA. Bahkan selesai SMA, kami sama-sama merantau ke kota dan tinggal serumah selama beberapa bulan, menjelang dia dapat kerja. Nardi, orangnya humoris, selalu punya tekad yang kuat, pekerjaannya selalu rapi, dan lebih tua tiga tahun dari diriku, dan pernah suka dengan gadis yang sama. Nah lho. . .? Dia selalu terobsesi untuk mengetahui semua hal yang berhungan dengan komputer. Sayangnya, karena faktor ekonomi, dia tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Dia memilih untuk menjadi pengusaha muda, usaha yang dia rintis dari nol kini mulai membuahkan hasil.

Rika Oktaviana

Dia adalah kembaranku. Eitttz, jangan salah paham dulu. Kalau tidak dijelsain, pasti ada yang komentar begini: kembar kok seperti pinang dibelah dua pake kampak yag tumpul? Hahaha . . . tentu saja bukan kembaran beneran. Kebetulan saja tanggal lahir kami sama persis. Itu saja kok J. Dia anaknya periang, suka ngomel juga sih, tapi asiklah. Bentar lagi dia akan jadi seorang Bidan. Ckckck. Bingung juga, banyak sekali lulusan dari sekolahku yang melanjutkan ke Kesehatan. Tapi biarlah, biar bisa giliran minta obat gratis, hahaha.

Weli Rianto

Yang satu ini paling bagus diajakin kompromi, selalu bisa dah. Meski tubuhnya dari SMA sampai sekarang hampir tidak ada perubahan, cekhingz made on, tapi dia sangat loyal dengan temen-temen. Orangnya tidak sombong, ramah, rajin menabung, hehee. Anaknya supel, tidak banyak cerewet, tapi paling bisa ngeledekin temen. Makanya, sampai sekarang, untuk urusan ngeledek,masih dia juara satunya. Meski di ledekin, kami-kami tidak pernah ada yang merasa tersinggung. Bahkan sebaliknya pasti tertawa terbahak-bahak. Dia juga belum memilikim kesempatan untuk menjadi mahasiswa, tapi dia sepertinya sudah mulai nyaman sebagai pengusaha muda seperti Nardi.

Muhammad Arif Budiman S

Dia orangnya sedikit perfectionist, dulu, sekarang mah sepertinya tidak lagi. Dah nyadar mulai tuwe’ kali ya, hehehe. Dengan dia ini aku jarang ketemu. Tapi orangnya asik juga, suka menimpali ledekan yang dibuat sama weli. Kirain dulu dia mau masuk Akademi Militer, tapi sepertinya tidak. Padahal, badannya sangat mendukung.

Sepertinya sekarang dia juga sudah mulai kerja kantoran. Ma'annajah ya akhy. . .

Winda

Kalau dilihat-lihat, dia seperti seorang model, lumayan cantik lho. Anaknya juga asik. Selama 3 tahun belakangan ini, baru kemarin sorelah ada kesempatan ketemu. Alhamdulillah. Tidak banyak yang bisa aku ceritakan soal winda, karena jarang sekali ketemunya. Yang pasti, dia selalu jadi menjadikan aku langganan tempat curhat sewaktu masih abu-abu putih. Sampai-sampai dia kemarin bilang kalau aku seperti Alan BigBro,, hadooh , kacau, jangan samakan diriku dengan BigBro ya win, dag nyaman rasanya.

Kemas Saleh

Yang satu ini sudah jadi guru, meski yang dia gemari adalah olahraga. Jadi guru olahraga dunk. Apalagi soal tenis meja. Kasih dah. Ngobrolin tenis meja paling semangat dianya tuh. Dia paling suka jadi pendengar kalau kami-kami lagi ngomomg, tapi kasihan juga kalau dia buat lelucon namun terasa garing. Whatever, friend is definitely friend. Titik.

Hadooh, sepertinya ga muat kalau dibuat semuanya. Sekian dulu dah. Itung-catatan yang bisa di baca suatu saat. Persahabatan itu tidak bisa dibatasi dengan waktu, umur, dan jarak. Persahabatan itu indah jika kita menjaganya selayaknya sebuah harta warisan. Maka jagalah persahabatan yang telah ada. Salam sahabat bloofers selalu. . .