Bukan pertama kalinya ku
ceritakan
Sejarah sepi yang datang
dari pulau apa
Yang menetes dari ujung
akar-akar angin,
Dari telaga sajak yang
sedang dibaca.
Hei, kau yang begitu
angkuh,
Aku adalah kerak nasi dan
hitam arang,
Bersamaan dengan kilat
pelangi dan musim hujan,
Atau kau akan menyembuhkan
satu deras
Hujan?
Menuang senpi di
celah-celah senyum
Yang belum sempat ku
tanyakan,
Senyum yang dingin
Sedingin embun.
Rumah Kemuliaan, Jambi, 30
Desember 2008
1 comments:
Ada yang malu-malu nih yaaa
Posting Komentar