Hamparan sabana dalam bola-bola kecil itu;
Seraut warna terpancar adalah angin yang bersiur
Dengan lembut menyapa bebatuan di dermaga.
Dari sana pula terpetik nada dan melodi yang manja;
Buih air laut ketika menyentuh bibir pantai.
Dan ketika cerita mulai menganak sungai,
Dari lidah yang ranum, rumbai manik selendang merah
Melilit rapi tetubuh ilalang,
Yang selalu menari menerjemahkan gerak angin;
Lagu yang dinyanyikan laut berbunyi merdu memecah biru.
Tapi lautku telah habis kupinjamkan pada mata
Agar ia masih bisa menangis.
Pulau
Berhala, 22 Juni 2009
2 comments:
Terharuuu. Eh, ternyata masih bisa nulis puisi ketika lagi liburan di pulau ya .....
keindahan dan suasananya menggiring saya tenggelam dan tergerak menuliskan sesuatu waktu itu :)
Posting Komentar