Selasa, 02 Agustus 2011

Bulan Ramadhan Bulan Yang Penuh Maghfiroh


Memasuki bulan suci Ramadhan kali ini sungguh mengarukan, penuh dengan keceriaan. Bulan suci ini memang dan sungguh merupakan bulan yang mulia. Contoh kecil saja kita lihat dari kalimat penyambutan yang  kita gunakan  adalah kata Marhaban yang memiliki makna lebih mulia (kata temanku, aku tidak begitu pandai bahasa arab) bukan kata Ahlan seperti biasanya digunakan. Bulan yang penuh maghfiroh ini dapat mengetuk semua hati yang dahulunya pasif menjadi aktif. Di lingkungan ku, ada sebuah Musholla yang pada hari-hari biasanya jamaah yang ada hanya separuh dari shaf pertama, bahkan kadangkala jadi triple-one, maksudnya imamnya satu, jamaah laki-laki satu, dan jamaah wanitanya satu. Dengan datangnya bulan suci ramadhan, hal itu ternyata berubah. Musholla yang dulunya sepi menjadi penuh sampai ke terasnya. Bahkan tadi malam aku  merasa kasihan dengan beberapa jamaah yang berdiri di luar karena kehabisan tempat. Barulah setelah shalat isya, pengurus mengupayakan tempat untuk mereka, meskipun hanya di luar Musholla. Tapi kebiasaan di masyarakat kita indonesia, kebanyakan hal itu hanya terjadi di awal ramadhan dan akan kembali lagi seperti semula bahkan sebelum Ramadhan berlalu. Astagfirullah hal adzim. Tapi, aku berdoa, semoga keadaan penuh sesaknya tempat ibadah berlanjut sampai pada akhir ramadhan.

Selagi diberikan kesempatan berjumpa dengan bulan yang penuh pengampunan ini, marilah kita banyak-banyak memohon ampun kepada Allah SWT. 

Allahumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbull 'afwaa fa'fu 'annii. yang berarti: Ya Allah! Sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun dan suka memberi pengampunan, oleh karena itu maka ampunilah diriku. -Hadis riwayat Imam Tirmizi-

picture by haris fadilah wahid
Mungkin kita sedang melakukan aktifitas sehari-hari dibulan Ramadhan, jadi tidak begitu banyak waktu untuk ber-i'tikaf di Masjid, tidaklah mengapa. Aktifitas yang lain pun akan mendapatkan insya Allah pahala jika diniatkan karena Allah. Sambil berkerja, kita bisa melantunkan doa permohonan ampun dari Abu Nawas, yang sekarang sering kita dengar juga dibawakan oleh Raihan berikut ini:

إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً # وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ

Wahai Tuhanku, Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka.

فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ # فَإِنَّكَ غَافْرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar.

ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ    # فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ # وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya.

إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ   # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ

Wahai, Tuhanku, Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu.

فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ  # فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?



Semoga kita semua bisa terutama pribadi ini dapat menggunakan kesempatan yang baik ini untuk beribadah dan memohon ampun kepada Allah SWT, dan kembali suci bersih seperti ketka lahir, Zero to Zero, seperti kata Pak Ratodi. Aamiin.

0 comments: