Rezeki Itu Sudah Ditetapkan, Jangan Khawatir

 

Kita ini memang memiliki sifat pelupa dan sangat butuh untuk selalu diingatkan dan dinasehati oleh orang lain.

 

Beberapa waktu yang lalu, Usman diminta untuk masuk kerja di hari sabtu, 2 kali. Dalam benaknya dia sudah berfikir bahwa uang sekolah anaknya akan bisa dibayarkan dengan tambahan penghasilan dari upah lembur selama 2 hari di hari libur. Dengan senang hari dia masuk kerja pada hari dimana seharusnya dia menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.

Di bulan berikutnya, dia terkejut karena lemburnya harus mendapatkan persetujuan salah satu Direksi. suatu hal yang sangat aneh, karena Usman adalah staff pegawai di level kantor cabang biasa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi. suatu hal yang aneh karena melangkahi beberapa jenjang jabatan. Buru-buru ia mencari kontak Sekretaris Pak Direktur. Dengan cerita singkat, Sang Sekretaris keberatan menyampaikan ke Pak Direktur, karena memang hal ini tidak wajar dan bukan pekerjaan Direksi. Dia meminta Usman menghubungi Bagian Kepegawaian untuk segera merubah kembali seperti biasa. Setelah 6 jam menghubungi beberapa orang, menjelang suara adzan maghrib berkumandang, ada pesan WA masuk.

"Done ya Mas"

Segera Usman memeriksa persetujuan lemburnya, terlihat sudah berubah dan saat ini menunggu pimpinal level regional. Dia pun dengan semangat menyampaikan hal ini dengan pimpinan di regional pada keesokan harinya. Karena hari tersebut adalah hari terekhir untuk persetujuan, sore hari Usman kembali memeriksa permohonannya, ternyata belum dietujui. Dengan hati sedikit ragu, dia kembali menghubungi Approver-nya. Pesan dikirim sembari tancap gas pulang kerumah. Pukul 11 menjelang pergantian tangal dan hari, kembali Usman memeriksa permohonan, tidak ada yang berubah. dibukanya WA, tidak ada jawaban. hanya ada 2 centang biru. Dada diurut sembari berusaha memejamkan mata. 

 

                                                                          * * * 


Sambil menyalakan Laptop, Ustadz Hadi tersenyum sembari menyapa,

"Ente itu, yang penting Bismillah dan yakin aja, in syaa Allah ada jalan lain untuk hal tersebut. Saya dulu pernah mengalami hal yang serupa, waktu itu secara perhitungan seharusnya saya mendapatkan hak sekitar 31 jutaan, namun yang saya terima hanya 4 jutaan. Sempat termenung juga melihat selisih kurang yang sangat banyak. Namun, beberapa waktu setelah itu Allah memberikan kekurangannya dan, Ya Allah, angkanya persis sama jika ditambahkan dengan yang 4 jutaan, persis angkanya dengan hak saya yang seharusnya saya terima"

Usman tersenyum takjub sembari beristighfar dalam hati dan berbicara dalam hati, Ya Allah ternyata Engkau mengingatkanku, menegurku melalui Ustadz Hadi. Alhamdulillah.

 

 

Komentar