pf: livetechnodotblogspotdotcom |
Semburat warna merah saga di ufuk barat sudah mulai mengintipku yang mengendarai sepeda motor dengan pelan. Alunan shalawat pertanda sebentar lagi Maghrib akan menjelang. Aku parkirkan motor di bagian paling ujung parkiran. Muka berdebu bercampur keringat ku seka begitu saja; alhamdulillah udah sampai. Aku baru ingat hari ini 25 Mei. Niat mengetuk rolling door ku urungkan sejenak. Langkah kaki ku putar ke kanan melewati beberapa kendaraan menuju ruangan kecil. Ruangan kecil 1 x 2 meter ini cukup membuat nyaman seluruh badan, sejuk sampai ke tulang-tulang yang tadinya seperti di panggang di atas bara, oeh teriknya sinar matahari. Puncak terik matahari di sini sudah tidak seperti dahulu lagi. jika dahulu waktu Aku masih SD, paling panas adalah antara jam 11 sampai jam 1 siang. Di sini, justru pada jam 3 sampai jam 4 suhu udara yang paling panas. Aku ingat, Taman Nasional Berbak yang dahulu aku banggakan sekarang tinggal sedikit lagi yang masih ada pohon rindangnya. Manusia membuat sendiri panas ini.
Tekan beberapa digit angka, beberapa detik kemudian aku sedikit terkejut melihat layar. Karena waktu yang aku gunakan untuk tertemanggu cukup lama, akhirnya Moni angkat bicara juga,
Anda butuh tambahan waktu?
Aku tersadar dan tersenyum simpul melihat si-Moni. Tidak ada jawaban yang aku berikan kepadanya. hanya jemariku yang langsung menekan tombol Selesai.
Senyumku adalah senyum senang dan juga cemas. menyadari ada sesuatu yang janggal dengan apa yang dikatakan si-Moni barusan, aku langsung mengambil inisiatif untuk menelpon rekan kerja yang sama dengan ku.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam, ada apa Bie?"
"ga ada apa-apa, cuma mau nanya, mba udah temuin si-Moni ga?"
"sudah"
"gimana hasilnya, mba?"
"Alhamdulillah sesuai usaha lah, Bie. gimana denganmu, apa hasilnya?"
"sama mba' sudah juga", aku tersenyum sendiri setelah menutup telpon dengan salam.
Tapi, hatiku menjadi tidak tenang. kumandang azan sudah memenuhi langit Jelutung. aku bergegas masuk ke dalam kantor dan menuju musholla di lantai 2. Badan yang sedari tadi seperti remuk aku luruskan sejenak setelah shalat. aku masih teringat kata-kata Moni. Aku ingin hal ini tidak menbuat ku serba salah. aku terlpon lagi salah satu rekan kerja yang lain.
"Assalamu'alaikum. ada apa, Bro?"
"mba, minta tolong liatin apa bener yang dibilang Moni barusan."
"dia bilang apa, emangnya?"
"dia bilang kalau angkanya nambah, mba"
"berapa banyak?"
"4 kali lipat"
"wadoh, kok bisa?"
"nah itu dia, sekalian minta tolong jugalah untuk benerin angkanya ya mba. . ."
"oke lah. nanti saya tanyakan dengan orang DKM"
Rasa penasaran ku belum juga hilang. ada apa dengan si Moni, apa dia sakit sampai dia mengutarakan hal itu. aku sendiri cukup terkejut mengetahuinya. lagi lagi aku tanya rekan kerja yang lainnya. Dia bilang justru si Moni tidak ada ngomong seperti itu dengannya. Seharusnya Moni juga ada bicara dengan dia. langsung saja dalam fikiran terlintas, jangan-jangan si Moni emang lagi sakit.
Jum'at, 1 Juni 2012
Aku sedang istirahat sejenak selepas shalat. Semayup ku dengar suara Maher Zein meniup-niup udara sekiraku.
For the rest of my life, I’ll be with you
I’ll stay by your side, honest and true
Till the end of my time, I’ll be loving you, loving you
Sebuah nomor baru terpampang di layar Hp ku. Aku biarkan sejenak. Berhenti dianya. Ku kirimin pesan singkat. Akhirnya ada jawaban juga.
"Bang, ini saya Habibi"
"Habibi mana?" saya terkejut, kok sama dengan nama ku.
"Habibi BSM" keningku semakin berkerut keheranan.
"di BSM Jabatanya apa, mas?"
"PMM" lah semuanya sama, aku juga PMM. kok bisa ya dalam hati aku membatin.
"wah sama kita, saya juga. KCP mana mas?"
"KCP Sigli Aceh, salam kenal ya"
"o iya, hehe" aku tertawa. "ada yang bisa dibantu mas?"
"TDP aja ya mas, si Moni ga sakit kok mas, cuma dia salah biacara aja. nama kita sama, jabatan sama, perusahaan tempat kerja juga sama, tapi beda tempat saja. mungkin dia kirain ente adalah saya, hahaha. jadi dia itu salah sampaikan memo angka tambahan."
"wah kebenaran tuh, aku pun sempat bingung setelah ketemu Moni. Jadi gimana? berapa pengurangannya? ntar kasih tau aja ya biar aku kirim ulang."
"oke oke. nanti saya kirimkan alamat saya di Sigli"
Tut tut tuuuut. . . telepon terputus.
Akhirnya aku mengerti semuanya. Rupanya aku mau diperkenalkan dengan sahabat baru dari Sigli yang nama dan jabatan serta tempat kerja sama persis dengan ku.
Annotation:
- Moni : Monitor, Sebutan dari saya untuk mesin ATM
- DKM: Divisi yang mengurus masalah pembiayaan
- PMM: Pelaksana Marketing Mikro
- TDP: To the point.
- Jelutung: kawasan bisnis paling ramai yang sering macet di jambi. kawasan ini adalah tempat berkumpulnya seruruh bank, leasing, tempat jajanan, dll.
7 comments:
di hati bertanya2, "moni itu apa/siapa?" eh pas nyampe akhir langsung paham dan jadi ngerti juga ceritanya.. hehehehe
Subhaanalloh.. bisa yaaa ada orang yang sama percis namanya, jabatannya, dan tempat kerjanya..
Perkenalan yang sungguh unik.
Ibnu Supyan,, salam kenal mas, terma kasih sudah mau mampir di rumahku yang sederhana ini :)
si-Moni sengaja saya buat menjadi sebuah karakter yang seolah-olah hidup, biar geregetnya dapat, hehe.
saya juga ga nyangka kalau bisa sama seperti sejauh itu.
Jadi dikirim ulang lagi ya mas???
Miftah,, yo i bro, di kirim ulanglah, kan itu hak dia, hehe. . .
Hahaha... kirain siapa si-Moni itu, ternyata...
Semoga kedepannya si moni bicara lebih banyak lagi ya.
Takafuljambi,, Aamiin,, harapannya sieh demikian,, hahaha
Posting Komentar