Added from ikhwanjambi.blogspot.com |
Lalang, jiwamu sudah mulai menjauh dari cahaya, embun-mbun pun enggan menyejukkan hatimu. begitu sepi matamu. begitu sunyi jiwamu. Tawa itu, kau telah banyak berbohong dengan tawamu. Kau telah banyak berbohong dengan keceriaanmu. Akar-akar yang kering dan sakit itu kau sembunyikan di kedalalaman hatimu. Kau berbohong di balik ketas putih, kami tau itu, dan kami maklumi. mungkin karena itulah kau, Lalang berteriak di setiap subuh:
"Apa yang bisa aku banggakan selain kata-kata ini?"
Kami tahu, kau telah membaca serat daun bertulis aksara-aksara yang lahir dari rahim jemari seorang cerdik pandai, dan itu pula yang terkadang telintas di matamu:
"Mentari yang akan terbit besok bukanlah yang terbit pada hari ini. Tapi tetap saja jubahmu kau sulam dengan benang-benang rapuh. Dia yang kau temukan di antara lipatan kelopak bunga adalah peri yang hanya bisa kau miliki di dalam mimpi.
Dan madu yang kau minum pun telah mulai tumpah dari cawan di hadapanmu. Jika kau terbangun dari mimpimu, tinggallah dia dalam alam mimpi, dan tidak akan engkau temukan meski berhadap muka dengan yang sebenarnya.
Tapi jika kau berada dalam mimpi mu, kau memilikinya tanpa dia harus harus menyadari bahwa dirinya dimiliki olehmu. Namun demikian, itu berarti kematian akan memelukmu lebih erat. Juka kau mencoba menghindar dari itu, kesengsaraan batin adalah mahkotamu. Ketika perjalanan itu telah sampai di penghujung fajar, segala ketentraman dapat kau miliki pabila kau sanggup sejajar dengan tanah dengan ketulusan hatimu."
3 comments:
beuuuuuuuuuh.. pujangga malam.. ^_^
nice writing, I like it.. :)
@Mas Andy, hehehe itu lagi nulis dalam kegelisahan mas. . . hehehe
@Ismail,, thanks. :) makasih jya dah di follow
Posting Komentar