Wajah-wajah di Beranda
- Thanks to Puput - Aku masih ingat ketika asap memasuki mata kita: Perih berair namun dengan ringan tertawa. Saat garpu menyentuh putih nasi di atas meja Dengan perlahan sambil bercerita, Sedang kursi yang berisi hanya kita berdua, Bergurau senda sambil menelan nasi satu-dua. Begitu banyak waktu tanpa ada yang menjaga Mungkin karena mereka begitu percaya: Yang datang muka seperti bersih dari dosa. Sebenarnya tidak juga. yang duduk di meja makan adalah manusia juga, Yang tidak bisa benar selamanya. Dan ketika kata-kata berubah menjadi nasi di suatu senja Yang kau hidangkan di depanku bersila Warnanya memelas karena lama di tahan dalam dada. Dan kita masih saja berdua meski jarak berdepa-depa. Aku masih ingat kuning cahaya, Menarik jemari ke sudut rumah beranda. Hanya itu kita dapat diam tanpa kata: Dengan lirih suara dan nafas yang panjang tiada bersisa, Dalam dekap malam tanpa depa dan meja, Dan hanya k...