Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Reuni Kecil Sambil Buka Puasa

Gambar
Belum juga sepuluh hari tidak ada posting apa-apa, ternyata terasa juga rindunya. Well, sebenarnya aku bingung mau cerita apa. Tapi, apa aja juga bias diceritain, yang penting tidak mengandung racun, hahaha. Kemarin sore, aku diajakin reuni kecil-kecilan dengan teman-teman semasa SMA dulu. Dalam fikiranku pasti yang datang hanya 2 atau 3 orang. Habisnya, yang laen dah banyak yang pulang kampong, kalau tidak karena itu, karena udah mulai sibuk dengan orang rumahnya, bagi yang udah munakahat. Sesampai di rumahnya si Nardi, eh ternyata sudah rame. Lumayan ramai, diluar dugaan. Ternyata kebersamaan yang dulu masih rapi sampai sekarang. Buktinya candaan yang sering di keluarkan masih seperti dulu, paling bias ngocok perut. Dulu waktu masih sering ketemu, mereka kebanyakan pada gemukan, aku yang kurusan. Nah, kini giliranku yang gemukan, mereka pada mulai kurusan. Okay dah, aku akan ceritakan sedikit tentang mereka, tapi tentu saja ...

Menjadi Keluarga Besar Bloofers: Aku Bangga

Gambar
from Bloofers Bagaimana bisa tiba-tiba aku eksis di Bloofers? Tidak begitu jelas bagaimana awalnya, apakah ada yang meng-add atau aku masuk sendiri. Bahkan aku tidak ingat kalau aku member keberapa. Selama sebulan lamanya aku perhatikan setiap dialog dan tingkah polah yang ada di dalamnya. Awalnya aku berfikiran bahwa neh group kok begini ya. Tapi setelah sebulan melototin setiap dialog yang terjadi, aku mulai jatuh hati. Keramahan setiap anggota, seperti senyum bidadari bumi yang membuai. Kesederhanaan, canda yang mempererat persahabatan.Aku pernah berkhayal Bloofers adalah bidadari yang selalu tersenyum dalam kesederhanaannya. Matanya tajam berbinar, penuh dengan Ilmu pengetahuan, Tangannya sehalus sutra putih dan cekatan, dan selalu riang dalam geraknya. Sangat bersyukur bisa jadi bagian keluarga besar Bloofers, setelah aku gagal di FLP (semoga bisa juga bareng ma FLP nanti). Kini membernya dah lebih seribu. Andai saja semuanya aktif seperti 160 orang itu, maka ini akan...

Catatan Ramadhan 16 Tahun Silam

Ramadhan waktu itu menyisakan pengalaman yang sampai sekarang masih sering ku putar balik (flash back) di dalam fikiran. Mengapa ya wakti itu sampai aku lakukan? Suatu sore, setelah pulang dari sekolah, aku cepat-cepat ganti baju dan bergegas keluar rumah agar tidak ketahuan sama nenek. Aku bolos ngaji sore itu. Jalanan setapak yang kering menghembuskan debu-debu tanah yang abu-abu. Aku berlari tergopoh-gopoh menuju rumah Amin, sahabatku. Kami sudah janjian akan berburu ulat daun pisang untuk di jadikan umpan memancing nantinya. Rupanya dia telah menunggu di teras rumahnya. Kami kembali berlari menuju kebun pisang yang ada di depan gudang sekaligus pabrik penggilingan padi. Kami tersenyum-senyum melihat banyak dedaunan pisang yang bergulung rapi. Itu pasti ulat daun pisang. Tapi kami lupa membawa bambu. Amin berlari ke samping rumah H. Hade'. Dia tahu biasanya Aji menyimpan bambu yang panjang, yang biasa digunakan untuk memetik kelapa, di samping rumah. Aku berlari menyibak sema...

Jejak-Jejak Dalam Rumah Biru

Gambar
Added from rezqlovely[dot]blogspot[dot]com Warna biru langit yang menempel di setiap papan dinding bagian luar tidak semua bisa terlihat pada malam hari. Cahaya dari lampu pijar yang tergantung di sudut kanan teras rumah tidak dapat menerangi sisi dinding rumah yang mungil itu. Hanya bagian teras yang tersiram cahaya kuning seadanya, bangku panjang yang ada di sana pun hanya terlihat remang, mematung sepanjang perjalanan waktu. Sudah ramai orang yang mendudukinya, dia hanya diam saja, hingga pada saat giliranku yang menyentuhnya, dia masih diam dalam keluguannya. Akhirnya aku berjanji tidak akan sesering mereka duduk di sana. Lapangan bola yang ada di depan rumah, di seberang jalan, samar terlihat hampir tertutup oleh luapan air dari sungai kecil yang bermuara di Batanghari. Aku hanya sekali berlari mengejar bola di sana, seingatku. Aku takut terjatuh dan penyakitku kambuh. Dalam keadaan terlalu capek aku seringkali terjatuh pingsan. Dan belum sepuluh menit berlalu, ge...

Kiat Sukses Dalam Munaqosyah atau Ujian Skripsi

Gambar
Desember 2010 yang telah lalu aku telah melalui ujian skripsi atau munaqosyah (istilah ini biasanya dipakai di perguruan tinggi islam). Pada saat tiga hari menjelang ujian, aku terserang syndrom kurang nafsu makan dan terlalu takut. Bahkan, pada hari H, aku lupa (baca, ga selera) untuk sarapan. Makanya pada saat ujian rada panas dingin, gemetaran, muka pucat. Kalau aku ingat waktu itu, rasanya mau ketawa sendiri. Neh liat sendiri fotoku waktu ujian: muka pucat, hehe. Bagaimana tidak, belum selesai pertanyaan yang satu, pertanyaan yang lainnya sudah datang. Tapi, Alhamdulillah, aku dapat melewatinya dengan mendapatkan nilai yang memuaskan. Maka dari itu, pastikan anda siap. Daeng lagi munaqosyah Di buku panduan penulisan skripsi yang ada di setiap fakultas, biasanya tertera beberapa point di halaman-halaman depan, kira-kira begini: . . . . . c). Tugas penguji adalah mematahkan semua teori, opini, dan semua temuan yang ada di dalam skripsi yang   akan di u...

Mutiara-mutiara

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat: 13) Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Umar bin Kattab) Tau magallo'e yanaritu tau mabberekkada ada madeceng, nafigauk gauk madeceng, nasappa' toi madeceng ri lino na ahera', nasaba' naissengngi alena atanna Fuang Allahu Ta...

Bulan Ramadhan Bulan Yang Penuh Maghfiroh

Gambar
Memasuki bulan suci Ramadhan kali ini sungguh mengarukan, penuh dengan keceriaan. Bulan suci ini memang dan sungguh merupakan bulan yang mulia. Contoh kecil saja kita lihat dari kalimat penyambutan yang  kita gunakan  adalah kata Marhaban yang memiliki makna lebih mulia (kata temanku, aku tidak begitu pandai bahasa arab) bukan kata Ahlan seperti biasanya digunakan. Bulan yang penuh maghfiroh ini dapat mengetuk semua hati yang dahulunya pasif menjadi aktif. Di lingkungan ku, ada sebuah Musholla yang pada hari-hari biasanya jamaah yang ada hanya separuh dari shaf pertama, bahkan kadangkala jadi triple-one , maksudnya imamnya satu, jamaah laki-laki satu, dan jamaah wanitanya satu. Dengan datangnya bulan suci ramadhan, hal itu ternyata berubah. Musholla yang dulunya sepi menjadi penuh sampai ke terasnya. Bahkan tadi malam aku  merasa kasihan dengan beberapa jamaah yang berdiri di luar karena kehabisan tempat. Barulah setelah shalat isya, pengurus mengupayakan tempat unt...